Biduk-biduk! Nama daerah yang unik saat terdengar. Biduk memiliki makna perahu sehingga biduk-biduk adalah perahu-perahu. Berdasarkan informasi yang didapatkan, dulu banyak perahu yang melintasi daerah ini, sehingga akhirnya daerah ini disebut biduk-biduk.
Biduk-biduk merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Kemilau biduk-biduk sudah mulai banyak dilirik wisatawan untuk menikmati keindahan alamnya, termasuk saya sendiri. Pada mulanya yang saya ketahui hanyalah danau labuan cermin yang memukau, namun ternyata ada beberapa spot lainnya yang menarik untuk dikunjungi. Biduk-biduk memiliki destinasi wisata berupa danau labuan cermin (danau dua rasa), teluk sulaiman (snorkling di pulau kaniungan besar dan kaniungan kecil), dan teluk sumbang (menikmati air terjun).
Going to Biduk-Biduk…
Pada bulan Oktober 2014, memanfaatkan libur hari raya Idul Adha, saya mengikuti ajakan teman untuk melihat biduk-biduk dari dekat. Setelah mencari makan malam berupa nasi+lalapan ayam di tenda makan pinggir jalan dekat pasar sanggam adji dilayas dan menjemput sepasang anggota rombongan lainnya, rombongan yang total berjumlah 8 orang berangkat dari tanjung redeb, ibukota kabupaten berau, menuju kecamatan biduk-biduk sekitar pukul 21.30 WITA.
Perjalanan dari tanjung redeb menuju biduk-biduk adalah sekitar 6-8 jam. Dengan mobil sewaan, rombongan memulai perjalanan dengan rute tanjung redeb – sambaliung – suaran – tabalar – biantan – talisayan – batu putih – biduk-biduk. Selama perjalanan, anda akan berjalan dibawah jembatan dimana jalan di atas jembatan merupakan jalan hauling PT. Berau Coal, melewati hutan kalimantan, dan melintasi area perkebunan sawit yang cukup panjang.
Waktu menunjukkan sekitar pukul 04.00 WITA, mobil pun ditepikan di dekat masjid di area desa labuan kelambu, kecamatan biduk-biduk. Karena konsep perjalanan kali ini adalah one-day-trip, rombongan tidak melakukan check in di penginapan melihat waktu kedatangan subuh. Sebagian ada yang tidur di selasar masjid, sebagian lagi ada yang tidur dalam mobil. Sekitar pukul 06.45, kami menuju rumah salah satu kolega kerja yang sedang cuti setelah melakukan hubungan telepon untuk meminta bantuan mencarikan perahu yang dapat digunakan menyebrang dari teluk sulaiman. Hari ini adalah hari raya Idul Adha, setelah sampai di rumah kolega, sebagian orang dari rombongan melakukan shalat
id di masjid terdekat.
Selesai sebagian rombongan menunaikan ibadah shalat id, pembicaraan mengenai pencarian kapal pun dimulai. Beruntung sekali, kolega tersebut sangat bersedia menjadikan rumahnya sebagai “base camp” kami dan juga bersedia mencarikan perahu untuk menyebrang dari teluk sulaiman. Setelah pembicaraan dilakukan, kami sepakat untuk pergi ke danau labuan cermin terlebih dahulu sambil menunggu kabar perahu yang akan mengantarkan kami ke teluk sulaiman.
Danau Labuan Cermin hanya sejengkal lagi
Di labuan cermin terdapat tempat penyewaan alat snorkling dan life jacket. Sangat disayangkan harga sewa yang ditawarkan saat kami ke sana sangat berbeda dari informasi yang telah kami dapatkan sebelumnya. Harga sewa alat snorkling (hanya kacamata dan alat bantu pernafasan) sebesar Rp50ribu bila digunakan hanya di labuan cermin dan Rp100ribu bila digunakan diluar labuan cermin. Life jacket disewakan dengan harga Rp15ribu bila digunakan di labuan cermin dan Rp30ribu bila digunakan di luar labuan cermin. Sangat berbeda dari informasi sebelumnya yang didapatkan sebelumnya dimana harga sewa alat snorkling lengkap hanya Rp20-35 ribu. Harga sewa ini sangat jauh lebih mahal dibanding harga sewa alat snorkling lengkap (kacamata, alat bantu pernafasan, dan fin) di kepulauan derawan, dimana hanya disewakan seharga Rp 50ribu/hari. Saya tidak mengetahui apakah dikarenakan “aji mumpung” di hari raya idul adha sehingga harga naik. Padahal harga sewa alat snorkling di kepulauan derawan adalah harga saat hari raya Idul Fitri.
Di dermaga labuan cermin, rombongan harus kecewa karena perahu yang akan mengantarkan ke danau labuan cermin baru akan dibuka pukul 12.00. Setelah menunggu satu jam, rombongan pun memutuskan untuk balik ke base camp, menanyakan kembali mengenai perahu yang akan mengantarkan ke teluk sulaiman.
Di base camp, kami disuguhkan oleh hidangan masakan laut oleh sang tuan rumah. Ikan merah bakar, ikan merah goreng, dan ikan kerapu dengan sambal belimbing menjadi menu santap siang untuk mengisi perut yang kosong. Sungguh jamuan makan yang sangat nikmat, menghilangkan sejenak kekecewaan sebelumnya karena tidak bisa menyebrang ke labuan cermin.
Kemilau Teluk Sulaiman
Puas dengan menu makan siang dan istirahat sebentar, kami pun diantar ke dermaga di teluk sulaiman. Di dermaga, kami ada plang yang sangat menarik di pos penjagaan TNI AL. “Ragu-Ragu Kembali”. Melihat plang yang ada, membuat senyum pun melebar. Setelah menunggu sekitar 15 menit di dermaga, kami pun mendapatkan perahu yang mengantarkan kami menyebrang di teluk sulaiman menuju pulau kaniungan besar setelah melakukan negosiasi harga sewa perahu. Kami menawar Rp 400 ribu untuk sewa perahu tersebut.
Perjalanan menuju pulau kaniungan besar memakan waktu sekitar 30-45 menit. Sesampainya di kaniungan besar, kami mulai mencari spot snorkling dan mengitari pulau. Karena tidak menemukan spot yang cukup menarik, kami pindah spot. Di spot baru yang ditawarkan, cukup menarik walau tidak seindah di kepulauan derawan.
Dari Teluk Sulaiman, kami pun kembali ke base camp untuk pamitan dengan tuan rumah dan kembali menuju danau labuan cermin. Sayangnya sesampainya disana, pengelola tidak bersedia mengantarkan rombongan menyebrang ke danau labuan cermin karena perahu terakhir berangkat pukul 16.00. Kami sampai sekitar pukul 16.45. Negosiasi yang dilakukan pun tidak membuahkan hasil. Kekecewaan pun kembali terasa. Untuk menghilangkan kekecewaan yang ada, rombongan pun berfoto ria di dermaga.
Sangat disayangkan rombongan tidak dapat menyebrang ke danau labuan cermin. Dari foto yang ditunjukkan oleh teman yang sudah pernah ke danau labuan cermin, pemandangan didalam sangatlah memukau. Air yang berwarna hijau sangatlah jernih, bahkan di siang hari, anda seolah bisa bercermin saat memandang ke air danau. Dari informasi yang didapat, bila ingin melihat ikan, pengunjung harus mendekati pompa PDAM yang ada.
Foto oleh Alvin
Rombongan pun sempat melihat aksi anak-anak yang sedang bermain di dermaga labuan cermin. Anak-anak yang sangat hebat dan berani bergelantungan di tali penambat kapal dan melompat dari atas kapal nelayan yang sedang berlabuh, menjadi suguhan yang sangat menarik untuk diabadikan.
Foto oleh Heni
Waktu pun sudah mulai malam, kami pun mandi dan santap malam di warung hijau dekat dermaga labuan cermin. Kembali menu ikan menjadi pilihan santap malam yang ada. Puas makan malam, rombongan harus segera bergegas kembali ke tanjung redeb karena esok pagi harus kembali bekerja.
Teluk Sumbang
Sebagai tambahan, sebenarnya biduk-biduk memiliki destinasi lain, selain labuan cermin dan teluk sulaiman, yaitu air terjun yang berada di teluk sumbang. Sayangnya karena keterbatasan waktu, kami juga tidak dapat berkunjung ke teluk sumbang. Pemandangan air terjun di teluk sumbang sangat bagus, seperti foto yang ditunjukkan oleh teman.
Berharap di lain kesempatan dapat kembali berkunjung ke biduk-biduk untuk menikmati lebih lama keindahan dan keramahan masyarakat sekitar. Selamat menikmati kemilau biduk-biduk bagi anda yang telah merencanakan berwisata kesini. Selamat berwisata!
0 komentar:
Posting Komentar