Profil Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.
Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu kota Medan yang menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota Binjai dan kota Tebing Tinggi disamping berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 KM2 terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Kampung.
Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena kota Medan, Tebing Tinggi dan Binjai yang berada didaerah perbatasan pada beberapa waktu yang lalu meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 KM2.
Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah “tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang.
Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan U.U. No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh.
Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka Luas wilayahnya sekarang menjadi 2.497,72 KM2 terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3.34 persen dari luas Sumatera Utara.
Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya (LPP) sebesar 2,74 persen dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa perkilometer persegi.
Dalam gerak pembangunannya, motto Kabupaten Deli Serdang yang tercantum dalam Lambang Daerahnya adalah “Bhinneka Perkasa Jaya” yang memberi pengertian; dengan masyarakatnya yang beraneka ragam suku, agama, ras dan golongan bersatu dalam kebhinnekaan secara kekeluargaan dan gotong royong membangun semangat kebersamaan, menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya sehingga menjadi kekuatan dan keperkasaan untuk mengantarkan masyarakat kepada kesejahteraan dan kejayaan sepanjang masa.
Sejarah
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang berbentuk Kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan (± 38 Km dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi).
Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar NST (Negara Sumatera Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.
Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tdak bersedia.
Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang Dasar 1945.
Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas 5 (lima) Afdeling, salah satu diantaranya Deli en Serdang, Afdeling ini dipimpin seorang Asisten Residen beribukota Medan serta terbagi atas 4 (empat) Onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota Medan, Bovan Deli beribukota Pancur Batu, Serdang beribukota Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh Kontelir.
Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam). Kabupaten ini terdiri atas 6 (enam) Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei / Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibukota berkedudukan di Perbaungan. Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibukota Medan meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang dan Bedagei.
Pada tanggal 14 November 1956. Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasikannya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Pertimbangan Daerah ( DPD).
Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati dan ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang adalah tanggal 1 Juli 1946.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan di daerah inipun telah terjadi beberapa kali.
Tercatat dalam sejarah bahwa Bupati pertama di Kabupaten Deli Serdang adalah Moenar S. Hamidjojo, kemudian Sampoerno Kolopaking, setelah itu Wan Oemaroeddin Barus (1 Februari 1951 s.d 1 April 1958), Abdullah Eteng (1 April 1958 s.d 11 Januari 1963), Abdul Kadir Kendal Keliat (11 Januari 1963 s.d 11 November 1970), Haji Baharoeddin Siregar (11 November 1970 s.d 17 April 1978), Abdul Muis Lubis ( 17 April 1978 s.d 3 Maret 1979), H. Tenteng Ginting (3 Maret 1979 s.d 3 Maret 1984 ), H. Wasiman ( 3 Maret 1984 s.d 3 Maret 1989), H. Ruslan Mansur ( 3 Maret 1989 s.d 1994 ), H. Maymaran NS (3 Maret 1994 s.d 3 Maret 1999), Drs.H. Abdul Hafid, MBA (3 Maret 1999 s.d 7 April 2004), dan sejak tahun 2004 (periode 2004 s.d 2009) dijabat oleh Drs. H. Amri Tambunan.
Perjalanan penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Deli Serdang, tercatat beberapa Bupati didampingi oleh seorang wakil Bupati. Pada pertengahan periode kepemimpinan (1997) H. Maymaran. MS, beliau didampingi oleh seorang wakil Bupati Drs. H. Rayo Usman Harahap, sesuai dengan Surat Keputusan Mendagri Nomor 132.22-141 tanggal 24 Februari 1977. Jabatan Wakil Bupati berlanjut dijabat oleh Drs. H. Rayo Usman Harahap pada periode Drs. H. Abdul Hafid, MBA. sampai dengan tahun 2002. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, jabatan Wakil Bupati merupakan satu paket dengan Bupati yang dipilih oleh anggota legislatif. Tahun 2003, Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang, terpilih Drs. H. Amri Tambunan yang berdampingan dengan Drs. Yusuf Sembiring, MBA., MM. sebagai Wakil Bupati untuk periode 2004 sampai dengan 2009.
Demikian pula halnya di legislatif, pimpinan di lembaga inipun sudah silih berganti mulai dari Ketua Dewan dijabat oleh Bonar Ginting, H. Mahmud Hasan, T.A. Muhaid Arief, dan Kapten M. Selamat.kemudian pada priode berikutnya terpilih menjadi Ketua Dewan adalah Letkol Gus Masinan, BA (1971 s.d 1982), H.M. Rizan ( 1982 s.d 1987),
T. Abunawar Alhaj (1987 s.d 1992), H. Iping Safei dilanjutkan oleh Usman DS (1992 s.d 1997), Kolonel Drs. H. Nusrin Siregar (1997 s.d 1999), Naik Tarigan, BBA ( 1999 s.d 2004) dan sejak tahun 2004 sampai saat ini Ketua DPRD Kabupaten Deli Serdang dijabat oleh H. Wagirin Arman.
Sedangkan Sekretaris Wilayah Daerah (saat ini berubah nama menjadi Sekretaris Daerah), juga sudah silih berganti, mulai dari H. Baharoeddin Siregar, Mbra Barus, Mabai Tarigan, H. Abdul Muis Lubis, Mohd. Zaini Dahlan, SH, Drs. Sonny Sembiring, Zainal Arifin, SH, Drs. H. Aman Ginting, Drs. H. Azis Fachri Harahap, H. Abdul Salam Pane SH, Drs. H. Zainul Aris, Drs.H.Chairullah, S.I.P, MAP, Pelaksana Sekda Ir. H. Marapinta Harahap, MAP, MM, dan saat ini dijabat oleh Ir. Djaili Azwar, M.Si.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kabupaten Deli Serdang juga sudah beberapa kali silih berganti mulai dari Djaman Ginting, SH., kemudian Pangeran Siregar SH, setelah itu Drs. Nur Achmad Siregar, H.M. Rasyid SH, Drs H. Achmad Siregar, dan Drs. Semangat Merdeka Tarigan.
Lambang Kabupaten Deli Serdang
Demografi
A. Geografis
Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km2 Dari luas Propinsi Sumatera Utara, dengan batas sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera.- Sebelah Selatan berbatasan dergan Kabupaten Karo. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat.
B. Topografi
Daerah ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan Pantai Timur Sumatera Utara serta memiliki topografi, kountur dan iklim yang bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal, berhawa tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai sementara kawasan pantai berhawa tropis pegunungan.
Sementara itu, dilihat dari kemiringan lahan, Kabupaten Deli Serdang dibedakan atas:
Dataran Pantai
± 63.002 Ha ( 26,30 %) terdiri dari 4 kecamatan (Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu). Jumlah Desa sebanyak 64 Desa/Kelurahan dengan panjang pantai 65 km.Potensi Utama adalah ; Pertanian Pangan, Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar, Perikanan Laut, Pertambakan, Peternakan Unggas, dan Pariwisata.
Dataran Rendah
± 68,965 Ha ( 28.80 % ) terdiri dari 11 kecamatan ( Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang) dengan jumlah desa sebanyak 197 desa/kelurahan.Potensi Utama adalah : Pertanian Pangan, Perkebunan Besar, Perkebunan Rakyat, Peternakan, Industri, Perdagangan, dan Perikanan Darat.
Dataran Pegunungan
± 111.970 Ha ( 44.90 %) terdiri dari 7 kecamatan (Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STMHilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba) dengan jumlah desa sebanyak 133 desa. Potensi Utama adalah : Pertanian Rakyat, Perkebunan, dan Peternakan.
Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Belawan, DAS Deli, DAS Belumai, DAS Percut, dan DAS Ular, dengan luas areal 378.841 HA, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten Simalungun, dan Karo. Pada umumnya sub DAS ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.
No
|
Daerah Aliran Sungai (DAS)
|
Sub DAS
|
Luas Areal
Ha
|
Keterangan
|
1. | Belawan |
- Belawan Hulu
- Belawan hilir
- Karang gading
| 76.003 | Sebahagian melintasi wilayah Kota Medan dan Kabupaten Langkat |
2. | Deli |
- Petani
- Deli
- Babura
- Bekala
- Sei Sikambing
- Paluh Besar
| 48.162 | Sebahagian melintasi wilayah Kota Medan |
3. | Percut |
- Percut hulu
- Percut hilir
| 51.420 |
|
4. | Belumai |
- Belumai
- Serdang
| 75.460 |
|
5. | Ular |
- Bah Karai
- Buaya
- Ular
- Karang
- Perbaungan
| 127.796 | Sebahagian melintasi wilayah Kabupaten Serdang Bedagai |
Sumber data: Bappeda Kabupaten Deli Serdang
C. Iklim
Sesuai dengan perbedaan geografis, topografis dan ketinggian dari permukaan laut maka iklim daerah ini juga bervariasi yaitu iklim sub tropis dan iklim peralihan antara sub tropis dan tropis.
Ketinggian 0 – 500 meter dari permukaan laut, Kabupaten Deli Serdang beriklim peralihan antara sub tropis dan tropis, sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut beriklim sub tropis.
Curah hujan rata-rata pertahun 1.936,3 mm, pada umumnya curah hujan terbanyak pada bulan September, Oktober, Nopember dan Desember. Angin yang bertiup melalui daerah ini juga berbeda yakni angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68 meter/detik, sedangkan temperatur rata-rata 26,7° dan kelembaban 84 %.
D. Luas Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan
Luas jenis Tanah Kabupaten Deli Serdang dibedakan atas:
* Alluvial, Regosol, Organosol: 25.176 Ha
* Hidromorfik Kelabu, Gleihumus : 45.873 Ha
* Andosol Coklat: 44.488 Ha
* Latosol Coklat: 9.306 Ha
* Podsolik Coklat Kekuningan: 51.174 Ha
* Podsolik Merah Kekuningan: 51.982 Ha
* Litosol, Podsolik, Regosol: 10.624 Ha
Total: 240.796 Ha
Secara rinci, penggunaan lahan di Kabupaten Deli Serdang dapat dibedakan sebagai berikut:
* Perkampungan / Pemukiman: 12.907 Ha ( 5,39 % )
* Persawahan: 44.444 Ha ( 18.56 % )
* Tegalan / Kebun Campuran: 52.897 Ha ( 22.09 % )
* Perkebunan Besar: 54.286 Ha ( 22.67 % )
* Perkebunan Rakyat: 29.908 Ha ( 12,49 % )
* Hutan: 40.157 Ha ( 16.77 % )
* Semak / Alang-Alang: 670 Ha ( 3.28 % )
* Kolam / Tambak: 1.317 Ha ( 0,55 % )
* Rawa – Rawa: 792 Ha ( 0,33 % )
* Peternakan: 49 Ha ( 0,02 % )
* Lain – Lain : 2.035 Ha ( 0,85 % )
Total: 239.462 Ha
Termasuk di dalamnya lokasi Bandara Udara Kuala Namu di Kecamatan Pantai Labu sebagai pengganti Bandara Udara Polonia Medan (± seluas 1.564 Ha), dan kawasan industri ± seluas 356 Ha.
Ragam Penduduk dan Budaya
Penduduk Kabupaten Deli Serdang terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain : Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Jawa, Minangkabau dan lain-lain yang pada umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Akibat pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi dua wilayah pemerintahan, sudah tentu mengalami perubahan kepada pengurangan jumlah penduduk
Jumlah Penduduk yang bermukim di daerah ini sampai dengan tahun 2007 diperkirakan sebanyak 1.686.366 Jiwa.dengan kepadatan rata-rata 675 jiwa/km2 dengan penduduk terpadat di kec. Deli Tua yaitu 6.057 jiwa/km2 dan penduduk terendah/ jarang di kec. Gunung Meriah 33 jiwa/km2.
Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan modal pelaksanaan pembangunan dan potensi bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Namun jumlah penduduk yang besar apabila tidak diupayakan pengembangan kualitasnya dapat merupakan beban bagi pembangunan dan justru dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
Dampak pembangunan terhadap dinamika kependudukan antara lain dapat dilihat dari aspek kuantitas dan kualitas penduduk yang diindikasikan dari pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, angka ketergantungan umur, median umur, rata-rata anak lahir hidup/rata-rata masih hidup dan angka migrasi, umur perkawinan pertama, pendidikan, dan ketenagakerjaan.
Dinamika kependudukan di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Uraian | Tahun |
2003 | 2004 | 2005 |
Rata-rata Usia Kawin Pertama Wanita
Angka Kematian Bayi (IMR)
Angka Kelahiran Total (TFR) | 20.38
33.5
2.80 | 20.56
32.0
2.77 | 20.91
30.8
2.52 |
Sumber data: BPS Kabupaten Deli Serdang
Potensi Alam Industri
Sektor industri yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang adalah agroindustri, dimana jenis industri yang diolah yaitu hasil–hasil pertanian menjadi barang jadi seperti tapioka, karet, minyak sawit, kayu, ubi kayu, kopi, kakao, ikan laut, makanan ternak dan lain- lain.
Usaha industri kecil formal maupun non formal yang dibina sebanyak 12.245 unit usaha dan tersebar di beberapa kecamatan mencakup sejumlah komoditi yang sebagian besar sudah diekspor. Dari sekian banyak unit usaha tersebut, tenaga kerja yang diserap lebih dari 158.307 orang dengan investasi sebesar Rp. 1.194.263.870.000 dan nilai produksi berjumlah Rp. 863.618.821.000.
Berbagai industri skala besar, menengah dan kecil yang berkembang dan menjadi andalan di Kabupaten Deli Serdang antara lain keramik, gelas, obat nyamuk dan mie instan di Tanjung Morawa dan beberapa daerah lainnya,industri batu bata yang tersebar di beberapa Kecamatan seperti Lubuk Pakam, Pagar Merbau, Beringin, Pantai Labu dan Tanjung Morawa. Industri pembuatan kacamata, jam, mebel kayu dan rotan di Tanjung Morawa dan Deli Tua, industri kompor, batteray, paving blok di Sunggal.
Demikian juga industri pembuatan bunga karet di Kecamatan Batang Kuis, maupun beberapa Kecamatan lainnya termasuk industri makanan kripik ubi kayu, emping melinjo disamping sulaman bordir di Kecamatan Tanjung Morawa yang tidak kalah bersaing dengan bordiran dari Kabupaten / Kota atau Propinsi lainnya di Indonesia.
Sektor Industri dan Perdagangan
Data Potensi
a. Jumlah unit usaha industri (Formal dan Non Formal)
No.
|
Uraian
|
Unit UsahaUU
|
Tenaga Kerja(org)
|
Investasi(Rp. 000)
|
Nilai Produksi(Rp. 000)
|
1 | Industri Besar | 219 | 7.027 | 624.909.963 | 275.227.450 |
2 | Industri Menengah | 659 | 96.605 | 538.922.682 | 400.597.055 |
3 | Industri Kecil Formal | 2.077 | 28.337 | 65.257.163 | 348.550.597 |
4 | Industri KecilNon Formal | 9.442 | 29.104 | 2.078.528 | 481.542.000 |
Total | 12.397 | 161.073 | 1.231.168.336 | 1.505.917.102 |
b. Jumlah unit usaha komoditi andalan industri kecil :
* Tenunan Ulos = 21 unit usaha
* Serat Sabut Kelapa = 4 unit usaha
* Sapu Ijuk = 73 unit usaha
* Rebana = 1 unit usaha
* Anyaman Rotan/Bambu = 14 unit usaha
* Pandai Besi = 19 unit usaha
* Keramik Gerabah = 19 unit usaha
* Kerupuk Opak = 31 unit usaha
* Emping Melinjo = 204 unit usaha
* Pakaian Wanita/Sulaman = 53 unit usaha
c. Peluang Investasi
* Industri Karet dan Barang dari Karet (Jenis -jenis produk dari karet)
* Industri Hasil Pertanian dan Perkebunan (Produk makanan dari Coklat dll)
Tempat Wisata Di Kabupaten Deli Serdang
Vila Impian Prima
Villa Impian Prima adalah sebuah kompleks perumahan berupa villa dengan bentuk bangunan artistik, terletak tidak jauh dari Camping Ground. Di lokasi perumahan tersebut tersedia beberapa sarana olahraga dan permainan ketangkasan bagi anak-anak, restoran dan kios pariwisata.
Retret Center Suka Makmur
Lokasi ini juga berdekatan dengan Taman Pramuka. Pembangunan dan kegiatan yang ada disana secara umum adalah berupa kegiatan kerohanian antara lain seperti: panti asuhan, panti jompo serta taman dan sarana fasilitas yang ada seperti ruang pertemuan, penginapan, lapangan terbuka dengan berbagai macam taman yang dapat dilihat/dinikmati keindahannya disana.
Taman Hutan Wisata Sibolangit
aman ini termasuk dalam kawasan Cagar Alam Sibolangit seluas 24,85 ha, berada + 37 km dari Medan kearah Berastagi dan + 57 km dari kota Lubuk Pakam. Terletak di Kabupaten Deli Serdang berdekatan dengan Kabupaten Karo dengan ketinggian 475-525 m di atas permukaan air laut.
Cagar alam ini ada sejak zaman Belanda. Dahulu Kebun Raya Sibolangit. Kebun ini dibuat pada tahun 1914 oleh JA. Lorzing atas prakarsa Dr. JC Koningsberger sebagai cabang Kebun Raya Bogor. Taman hutan wisata sebelumnya adalah kebun botani (tumbuh-tumbuhan) terletak di lereng pegunungan Bukit Barisan antara Sembahe dan lembah sekitarnya. Memiliki udara sejuk dan keistimewaan tersendiri yaitu perpaduan antara cuaca panas dan cuaca dingin. Jalan-jalan kecil antara jalan setapak merupakan lorong-lorong kecil antara pepohonan besar yang sangat menyenangkan di hutan hujan ini cocok untuk tempat pemberhentian sementara bagi turis sebelum melanjutkan perjalanan diantara pohon-pohon pakis raksasa dan pohon-pohon ditutupi lumut. Para ahli Botani dengan mudah dapat menemukan berbagai hal yang menarik dari tumbuh-tumbuhan langka yang banyak tumbuh di taman ini selain adanya berbagai macam jenis bunga-bunga liar.
Pemandian Alam Sembahe
Jalan masuk ke pemandian alam ini mulanya adalah jalan negara Medan - Berastagi, kemudian setelah rusak jembatannya, Pemerintah Cq. Dinas PU Bina Marga meluruskan jalan ini ke hilir sungai. Setelah dipindahkan jalan dimaksud, kemudian ditatalah sungai ini menjadi tempat Pemandian Alam karena air sungai yang mengalir di sana sangat sejuk dan jernih serta panorama alamnya yang indah. Lokasi ini sangat diminati masyarakat umum dan hingga kini merupakan objek wisata alam yang paling ramai dikunjungi wisatawan.
Pemandian Alam Pulo Sari
Pemandian alam ini berada + 16 km dari pusat kota Medan ke arah Berastagi. Tempat ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal untuk menikmati suasana pemandian sungai yang sejuk airnya dan jarak serta waktu tempuh menuju objek relatif tidak lama serta mudah dijangkau.
Selain objek pemandian alam banyak terdapat sarana penginapan/bungalow tempat peristirahatan serta lapangan golf juga tidak terlalu jauh dari lokasi pemandian alam ini. “Tuntungan Golf”, kawasan ini cukup indah karena hamparan rumput yang ditata rapi sehingga lapangan ini menarik untuk berolahraga golf sambil bersantai. Lapangan golf memiliki 18 holes yang dilengkapi dangan sarana dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan para pengunjung seperti: kamar ganti pakaian, kamar mandi, restoran, kamar istirahat dan musholla.
Martabe Golf
Lapangan Golf berada 24 km dari Medan ke arah Berastagi. Kawasan ini cukup indah bagaikan sebuah lembah dengan udara sejuk, sehingga pengunjung olahraga golf merasakan suasana kawasan yang merupakan tempat menarik untuk berolahraga sambil bersantai. Di tengah-tengah lapangan ini tersedia restoran, kamar mandi dan ganti pakaian serta kantor dan musholla.
Bagaimana cara mendapatkan objek wisata. Secara umum objek wisata di Deli Serdang dapat dibagi 3 berdasarkan topografi yakni dataran tinggi/pegunungan, dataran rendah dan pantai. Oleh karena itu banyak wisata pegunungan yang berada di dataran tinggi ini kita dapat kunjungi melalui kota Medan tepatnya dari daerah Padang Bulan Medan dengan menggunakan kenderaan pribadi, bus umum, mini bus dan kenderaan lainnya. Pada umumnya lokasi objek wisata di daerah pegunungan ini berada di sekitar kiri/kanan Jalan Negara dari kota Medan ke arah kota turis Berastagi, Tanah Karo. Transportasi cukup baik seperti : bus umum Sinabung Jaya, Sutra, Serasi Boerneo dan minibus yang sangat banyak jumlahnya.
Pemandian Alam Pantai Sari Laba Biru Indah
Pantai Sari Laba Biru Indah berada di Kecamatan Sibiru-biru, jaraknya + 45 km dari Kota Lubuk Pakam dan + 25 km dari pusat Kota Medan. Pemandian sungai dengan panorama alam yang cukup indah, dikelilingi pepohonan dan air sungai yang jernih mengalir deras dan bersih sehingga objek wisata ini cocok sekali untuk tempat mandi-mandi dan santai. Fasilitas yang tersedia seperti warung-warung kecil dan pondok-pondok serta makanan dan minuman ringan.
Pemandian ALam Pantai Kasanova
Pemandian Alam Kasanova jaraknya + 28 km dari Kota Lubuk Pakam, sedangkan dari Kota Medan + 17 km. Pemandian Kasanova Sari Laba Biru Indah adalah aliran sungai Seruai yang deras melewati bebatuan dan rimbunnya pepohonan. Pemandian Sari Laba Biru Indah di bagian hulu dan Kasanova di bagian hilir sungai Seruai tersebut. Masing-masing berada di Kecamatan Sibiru-biru. Fasilitas yang tersedia juga tempat santai/pondok-pondok serta makanan/minuman ringan.
Pemandian Alam Lau Sigembur
Pemandian Alam ini berada di Desa Simada-mada Kecamatan STM Hilir, jaraknya + 31 km dari Kota Medan, + 28 km dari Kota Lubuk Pakam. Pemandian ini dengan aliran sungai Belumai yang masih alami, dikelilingi hutan yang rindang dan udara yang sejuk. Tempat ini sangat ideal untuk tempat berkemah, santai karena suasana objek ini sangat menyatu dengan alam lingkungan sekitarnya. Fasilitas yang ada relatif minim sekali.
Objek Wisata Gua dan Air Panas Penen
Di kawasan ini terdapat 4 (empat) gua alam yang berbentuk kerang dengan lebar mulutnya 10 s/d 25 m. Air panas Penen pada mulanya dipergunakan penduduk setempat sebagai irigasi persawahan di sekitarnya, kemudian penduduk membuat pancuran untuk mandi. Selanjutnya objek ini dikembangkan lebih permanen dengan penataan yang lebih baik dan peruntukan tempat mandi pria dan wanita yang secara terpisah. Suhu air cukup panas 45o Celcius yang mengandung zat belerang, sehingga airnya cocok sekali buat mandi untuk kesehatan kulit. Jaraknya + 63 km dari Kota Lubuk Pakam sedangkan dari Kota Medan + 45 km.
Pemandian Bendungan Namurambe
Panorama alam yang indah menarik minat wisatawan berkunjung ke Bendungan Namorambe ini untuk bersenang-senang menikmati pemandangan yang indah, mandi-mandi di aliran sungai yang airnya jernih dan sejuk serta menikmati makanan dan minuman ringan yang tersedia disana. Pada awalnya objek ini adalah merupakan bangunan pemerintah untuk mengairi persawahan masyarakat sekitarnya. Kemudian secara perlahan banyak orang berkunjung kesana pada hari Minggu dan hari libur/besar, karena jaraknya relatif tidak terlalu jauh dari pusat keramaian seperti Kota Medan.
Pemandian Alam Loknya
Pemandian ini terletak tidak jauh di sekitar Camping Ground yang merupakan aliran sungai dengan air terjun yang tidak terlalu besar, sangat cocok sebagai tempat rekreasi di alam terbuka dan dapat menikmati fasilitas yang ada disana, duduk-duduk di pondok, mandi-mandi di sungai dan lain-lain bersama-sama dengan keluarga.
Taman Rekreasi Dewi Sibolangit
Taman ini mulai dibangun pada tanggal 7 Maret 1996 dikerjakan selama 1 tahun dan selanjutnya dibuka secara bertahap. Taman ini diresmikan dan beroperasi setelah pembangunan tahap pertama pada tanggal 7 Maret 1997. Taman ini dibangun oleh pemilik bernama Hasan Hasanuddin. Taman ini dikatakan unik karena bangunannya banyak diilhami oleh ide-ide/kreasi pemiliknya yang bersifat religi dan berpendidikan (education). Ide/kreasi pembangunan taman tersebut diwujudkan dari pengalaman perjalanan wisata pemiliknya baik dalam negeri maupun luar negeri sehingga apa yang disajikan sangat menarik dan tidak membosankan. Taman rekreasi Sibolangit juga telah mendapat penghargaan ditingkat nasional sebagai objek wisata yang bernuansa lingkungan.
Taman Pramuka
Taman Pramuka atau yang lebih dikenal dengan sebutan Camping Ground, jaraknya + 63 km dari kota Lubuk Pakam, sebagai Ibukota Kabupaten Deli Serdang sedangkan dari kota Medan + 45 km sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Taman Pramuka ini berada di daerah pegunungan di Kecamatan Sibolangit yang luasnya + 350 ha. Objek ini sangat ideal untuk tempat berekreasi selain camping untuk menghilangkan segala kepenatan jiwa dan pengaruh polusi di kota besar seperti kota Medan pada waktu hari-hari besar dan libur.
Fasilitas yang diperlukan pengunjung seperti penginapan, restoran/rumah makan dan tempat-tempat rekreasi lainnya juga ada disekitar taman ini seperti Bandar Baru, Taman Rekreasi Dewi, Pemandian Alam Loknya, Villa Impian Prima dan Retreat Centre.
0 komentar:
Posting Komentar