Kemilau Intan Bertaburan di Martapura
Tak banyak yang tahu, Martapura adalah sebuah kota penghasil intan terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Di wilayah Martapura dan sekitarnya terdapat banyak penambangan intan dengan jumlah produksi mencapai 25.093 ton per tahun. Selain itu intan dan berlian di Martapura memiliki kualitas yang baik sehingga menjadi tempat berburu intan bagi para artis, kaum sosialita dan orang-orang berduit di negeri ini.
Kota Martapura merupakan ibukota Kabupaten Banjar yang terletak di provinsi Kalimantan Selatan. Sejak tahun 1950 hingga sekarang, pedagang intan tradisional tetap melakukan transaksi jual beli di kota yang dulunya bernama Kayutangi, ibukota Kesultanan Banjar di masa pemerintahan Sultan Adam. Jadi tidak heran kalau kota ini dijuluki kota intan karena batu mulia tersebut telah menjadi ciri khas Kota Martapura. Wisatawan pencinta batu perhiasan pun datang berkunjung dan berburu intan ke pusat transaksi intan yang sekaligus tempat penggosokan intan terkenal ini.
Penambangan intan merupakan sektor andalan dalam bidang perekonomian di Kalimantan Selatan, dimana daerah Banjarmasin adalah daerah yang paling kaya akan intan, khususnya di daerah Cempaka yang merupakan daerah yang paling banyak ditemukan intan. Bagi penduduk Desa Cempaka, mendulang intan merupakan mata pencaharian turun temurun. Para pendulang biasanya berkelompok-kelompok menggali lobang pada kedalaman sekitar 10-12 meter dengan menggunakan peralatan tradisional dan metode lama. Mereka bekerja keras mengadu nasib. Bahan galian tersebut selanjutnya dicuci untuk mencari sebutir Intan, terkadang pendulang menemukan pula Batu Akik dan Pasir Emas.
Cempaka adalah kawasan penambangan intan dan emas yang terletak 47 km dari Kota Banjarmasin dan 7 km dari Kota Banjarbaru. Di tempat ini pengunjung dapat melihat langsung bagaimana para pekerja mencari Intan atau Emas di lobang-lobang penuh galian dan penuh lumpur. Dari catatan sejarah di tambang ini pernah ditemukan intan terbesar seberat 20 karat ( dengan istilah warga setempat ) pada tahun 1846, rekor ini kemudian dipecahkan pada tahun 1850 dengan ditemukannya intan yang lebih besar lagi seberat 167,5 karat.
Intan yang ditemukan kemudian dibawa ke Martapura untuk dibersihkan dan digosok, di jantung Kota Martapura banyak ditemukan rumah-rumah tempat penggosokan intan baik secara tradisional maupun modern yang terkenal adalah penggosokan Intan Tradisional, disini intan dan batu-batuan di bawa dan di gosok secara tradisional dengan berbagai macam bentuk.
Pasar Intan
Pasar Intan Martapura berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Pada hari biasa, pasar ini bisa dikunjungi oleh sekitar 10.000 orang. Tapi pada akhir pekan atau hari libur nasional, Pasar Intan Martapura bisa dipadati hingga sekitar 20.000 pengunjung.
Di Martapura terdapat beragam jenis permata dari batu-batuan hasil pendulangan masyarakat setempat. Permata itu dari harga termurah atau Rp5.000 per biji sampai termahal mencapai jutaan rupiah seperti intan berlian. Bahkan untuk intan berlian per biji ada yang mencapai ratusan juta rupiah,Lokasi pasar yang disebut sentra penjualan batu permata tersebut yaitu pertokoan Cahaya Bumi Selamat Martapura (CBSM) yang terdapat ratusan kios khusus menjual batu permata, sekaligus diramaikan ratusan lagi pedagang kali lima juga menjual batu permata tersebut.
Kompleks pertokoan di Pasar Intan Martapura menyediakan 87 toko intan yang dibagi dalam empat blok pasar. Sementara tempat parkirnya bisa menampung lebih dari 380 mobil. Tetapi tidak perlu khawatir kehabisan tempat parkir, kendaraan pengunjung yang sudah tidak muat lagi bisa dititipkan di parkiran Masjid Al Karomah yang berdekatan dengan pasar.
Batu intan yang diperjualbelikan di pasar ini sudah diolah dalam bentuk perhiasan. Harganya berkisar antara puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung keunikan ataupun kelangkaan jenis batu intan. Peluang bisnis batu intan Martapura tidak hanya ada di kota ini. Intan yang dibeli seharga Rp 20.000 di Pasar Intan Martapura bisa dijual kembali dengan harga Rp 50.000 bahkan Rp 100.000 di pulau Jawa. Sungguh bisnis yang cukup menguntungkan. Murahnya harga batu intan di pasar ini tentu saja karena proses penggosokan batu intan masih dilakukan secara tradisional sehingga pesonanya kurang terpancar.
Jenis Intan
Kelebihan berlian Martapura karena putih bening dan bersih, sehingga berkilau atau bersinar kalau digunakan sebagai batu perhiasan, berliannya lebih bening ketimbang berlian dari luar negeri yang biasanya warnanya agak kecoklatan atau warna “cocacola”, atau ada bercak hitam yang disebut “batahi lalat”.
Pedagang dari Negara Lain Bukan hanya berlian yang dicari pendatang ke Martapura, tetapi juga aneka permata lain, seperti zamrud, yakut, merah delima, dan aneka batu permata lainnya.Masalahnya, Martapura selain memiliki perajin berlian juga ratusan perajin batu permata yang lain. Banyak pedagang batu permata dari berbagai negara lain, seperti dari India, Birma, Thailand, Singapura, Afrika Selatan, Malaysia, bahkan dari negara Eropa datang ke Martapura membawa bahan baku batu permata.
Bahan baku batu permata tersebut dijual oleh mereka ke perajin setempat, kemudian oleh perajin setempat diolah menjadi batu cincin, batu giwang, liontin, dan jenis batu permata lainnya.Oleh karena itu batu permata apa saja tersedia di CBSM Martapura ini, karena bahan baku yang datang dari berbagai penjuru. Berbagi jenis batu permata yang dibentuk menjadi perhiasan berupa gelang, kalung, cincin, hingga bros dan bentuk hisanan cendramata lainya dijual di kawasan pertokoan CBS ini.
Aneka batu-batuan yang menjadi perhiasan, antara lain akik, biduri bulan, topas, merah siam, merah daging, merah delima, cempaka, berlian, anggur, giok, intan, kuarsa, kecubung, mutiara, mata kucing, pirus, safir, yakut, zamrud, ruby,opal, spinel, bloodstone, tashmarine, quattro, dan alexandrite.
Batu permata lain yang juga terdapat di sini tetapi belum ada nama Indonesia seperti, chrysoberyl, chrysocolla, chrysoprase, hematite, jasper, kunszite, lapis lazuli, malachite, obsidian, olivine atau peridot, pyrite, tanzanite, tourmaline, dan zircon.
Untuk menuju ke Martapura, pengunjung hanya memerlukan waktu setengah jam dari Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin. Sementara dari pusat kota Banjarmasin, pengunjung harus melakukan perjalanan yang memakan waktu hingga satu jam dengan menggunakan perjalanan darat.
(sumber Berita Daerah)
0 komentar:
Posting Komentar